Pertemuan Terakhir Dengan Sahabatku

By rini

 

Malam begitu indah. Seindah bulan yang menyinari lautan malam. Desir ombak serasa bersenandung seperti halnya nyanyian lagu tidur. Membuat hati terasa tenang dengan terpaan angin yang semilir membuat tubuh serasa tak ingin bangkit. “Disini aku mengingat akan kalian sahabat ku. Aku meridukan kalian , akan canda dan tawa kalian. Begitu mudah kalian lupakan semuanya aku mencintai kalian sahabatku, maafkan aku yang telah menghianati persahabatan kita tapi hatiku tak bisa dibohongi. dimana kalian sekarang apa kalian sudah benar-benar melupakan ku? melupakan semua tentang kita semua kenangan yang telah kita ukir. kembalilah walau hanya sebentar saja…” itulah doa ku didalam mimpi yang indah ini. Tanpa terasa mentari pagi datang dengan sinar cahaya yang indah dan  menunjukkan kebahagiaannya serta membuat aku terbangun dari mimpi ku yang indah. Seperti hati ku yang sedang bahagia saat ini.

Aku berkemas menuju kesekolah. Sebelum tiba disekolah…

“hay fan bahagia sangat hari ini ada gerangan apa…???” sebuah suara mengejutkan ku dari belakang.

“ ehh.. ewi ga ada apa-apa kok.. aku kan selalu bahagia…” sahut ku dengan senyum tipis.

“ Fanny .. nanti kita pulang bareng ya ada yang mau aku cerita kan sama mu.” dengan nada serius.

“ oke.. mau bicara apa sih kok serius banget kayaknya. jawabku sambil meledek.

***

Bell pulang sekolah pun telah berbunyi. aku dan ewi pulang bersama dengan sangat bahagia dan menceritakan apa yang ada di kelas tadi. Namun keceriaan itu seketika  hilang disaat ewi mengingatkanku kepada kenangan masa lalu ku.

“fan aku ingin berbicara kepadamu!!” Dengan nada serius.

“ bicara aja wi emang segitu serius nya ya..?? tanyaku kepada ewi.

“ ia kemaren aku bertemu dengan keempat sahabatmu tiwi, yesi, wati dan dewi…” sahut ewi memulai percakapan yang serius.

“kamu bertemu dimana? bagaimana keadaan mereka sekarang ? apakah mereka baik-baik saja? dimanakah mereka tinggal sekarang?..” sahutku dengan memberikan banyak pertanyaan kepada ewi.

“ sabar dong fan.. satu-satu dong nanya nya aku kan bingung jawabnya!!!” sahut ewi dengan nada bingung.

“ ia wi aku kan kangen sama mereka.. kamu kan tau kenangan aku bersama mereka kan..!!!” jawabku dengan nada sedikit bersedih dan manja.

“ia aku tau.. kan kamu yang menceritakan semuanya padaku…. semalam aku melihat mereka di perumahan melati III.. mereka sangat bahagia tetapi mereka tidak berempat melainkan berlima ada satu lagi anak perumahan melati II yang bergabung dengan mereka…… aku mengikuti mereka sampai ke depan rumah yesi…..” sambil menjelaskan dan tiba –tiba terpotong oleh ku.

“apa ??? berlima? sangat bahagia??? apa mereka telah benar-benar melupakan aku???”. sahutku dengan begitu terkejut dan sedih.

“ jangan sedih Fan.. kalau kamu bersedih aku juga ikut bersedih aku kan juga sahabat mu… baiklah jika kamu ingin bertemu dengan mereka besok kita pergi bersama ya tapi ingat kamu jangan terlalu bersedih …” ucap ewi sedikit menenangkanku.

“ ia wi…. besok kita bertemu di simpang perumahan ya……” sahutku dengan gembira.

***

Sebelum matahari terbit. Aku sudah bangun dari tempat tidurku lalu berkemas dan membantu bunda setelah itu aku pergi untuk bertemu dengan sahabat-sahabat lamaku. Mentari indah pada saat itu. Dan ternyata Ewi sudah datang terlebih dahulu ditempat yang kami janjikan.

“ hay Fan udah siap..??” Tanya Ewi padaku.

“udah dong ayo kita pergi…” jawabku dengan semangat.

Setiba dirumah yesi. Aku mengetuk pintu dan mengucapkan salam dan pintu pun terbuka meski bukan yesi yang keluar. Aku terkejut….

“siapa ya????” Tanya nya padaku.

“ aku Fanny.. Yesinya ada…???” tanyaku.

“oh ada tunggu ya aku panggilkan.” sambil menuju ke dalam ruangan.

Lima menit kemudian Yesi muncul bersama dengan tiwi, wati dan dewi serta yang membukakan pintu tadi.

“siapa ya ???” ucap yesi.

Aku membalikan badanku dan melihat mereka semua. Hati ku sangat gembira karena sahabat yang udah lama aku rindukan kini aku bisa bertemu dengan mereka sekaligus.

“ yesi….” sahut ku dengan suara gemetar.

“Fanny….!! ngapain kamu kesini…. masih ingat kamu dengan kami..” sahut Yesi dengan suara datar.

“ iya Yes… aku kesini ingin bertemu dengan kalian … sejak pertengaran antara kita aku sangat rindu dengan kalian akan semua kenangan kita selama dua tahun.. lalu aku mencari kalian dan ternyata kalian sudah pada pergi meninggalkan ku sendiri…” sambil menjelaskan dengan suara gemetaran.

“ maaf Fan kami sudah tidak mengenalmu lagi…. kami sudah hapus semua kenangan tentang kita….. sebaiknya kamu pergi dari sini dan jangan pernah kembali lagi dalam kehidupan kami.!!!” ucap dewi dengan berlinang air mata.

“segitu besarkah kesalahan ku pada kalian… aku Cuma ingin menyampaikan isi hati ku kepada kalian…. dan begitu kejamnya kalian pada ku..” menjawab dengan suara terisak-isak menahan air mata yang jatuh.

“sudahlah Fan … kami sudah mempunyai penganti mu.. sebaiknya kamu pergi dari sini”. sahut tiwi. Suasana menjadi sangat menegangkan dan menjadi lautan air mata ketika mereka mengusirku. Aku pergi dengan hati kecewa dan berlari.  Sesampainya aku dirumah aku menulis sebuah surat yang ditujukan untuk sahabat ku. Ewi adalah sahabat yang baik bagiku dia yang menemaniku saat aku terbaring dirumah sakit. setelah kejadian itu penyakitku kambuh dan tak bisa aku menahannya. Penyakitku semakin hari semakin menyiksa ku ingin rasanya aku pergi sebelum aku pergi aku menitipkan sepucuk surat untuk sahabatku. lima hari kemudian Ewi datang kerumah yesi dan memberikan sepucuk surat yang aku titipkan padanya sebelum kepergiannku. Ewi pun pergi setelah memberikan surat nya. Yesi membuka dan membaca surat pemberian darikuu.

Dear Sahabatku

 

Mungkin ketika kalian membaca surat ini aku sudah pergi jauh dari hidup kalian seperti apa yang kalian inginkan, Aku hanya ingin mengucapkan bahwa aku sayang kalian. kalian sudah aku anggap sebagai saudara-saudara kandungku. Pertengkaran yang terjadi antara kita membuat kita berpisah untuk selama lamanya. Aku hanya ingin titip pesan jaga diri kalian baik-baik aku akan selalu ada di dalam hati kalian masing-masing walaupun kalian telah melupakan ku aku akan selalu menjaga kalian dari atas sana. Terima kasih untuk persahabatan yang indah. Aku akan selalu mengingatnya. Thanks For All

 

untuk sahabat- sahabat terkasih ku

 

Setelah membaca surat itu, Yesi bersama dengan yang lainnya pergi kerumah ku dan mengetuk pintu rumahku. Lalu Ewi membukakan pintu untuk mereka.

“Fanny nya ada ..” Tanya Yesi kepada Ewi.

 “ fanny nya sudah pergi jauh.. apakah kalian tidak tau.??” Tanya Ewi kembali.

“pergi kemana ? apakah kami bisa menemuinya lain kali??” Tanya tiwi.

“ mungkin tidak… dia sudah meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Dia sudah meninggal. Sejak kalian mengusirnya penyakitnya kambuh dan dia tidak dapat menahannya. selama ini dia menahan penyakitnya demi kalian demi untuk bertemu dengan kalian. Tapi setelah dia bertemu dengan kalian dia malah kalian usir dengan menyakiti hatinya. ucap Ewi sambil menjelaskan apa yang terjadi dengan berlinang air mata.

Suasana menjadi semakin tegang dengan dibanjiri air mata. Semua sudah terlambat Penyesalan sudah tiada berguna.

 

Tamat…….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meningkatkan perilaku menyimak

Perkembangan Teknologi Digital di Indonesia

Perkembangan Media Massa Cetak dari Zaman Penjajahan sampai Sekarang